Kenapa terjadi Bencana
Sabtu, 25 Februari 2012 by IHBS Buletin in Label:


 Kenapa Terjadi Bencana





Segala puji hanya milik Allah, dzat yang wajib disembah. Shalawat dan salam semoga selalu 






dilimpahkan kepada penghulu manusia, Nabi Muhammad, 





keluarganya, shahabatnya dan mereka yang meniti jejaknya dengan baik hingga akhir zaman.





Beberapa tahun ini bangsa Indonesia dirundung duka dengan datangnya musibah yang bertubi-tubi 




dari 




mulai Tsunami di Aceh ratusan ribu nyawa melayang, 




kemudian banjir yang silih berganti, belum lagi teror bom yang membuat bulu kuduk berdiri, dan 




akhir-




akhir ini gempa bumi mengguncang hampir di seluruh 



bumi Indonesia yang tidak sedikit nyawa menjadi korban dan berapa banyak kerugian materi yang 




hilang belum lagi adanya krisis global yang membuat pontang 





panting perekonomian dunia, seharusnya semua itu menjadi bahan perenungan yang membuat kita 




sadar dan semakin mendekatkan diri kepada Allah, dan manusia 



yang cerdik adalah manusia yang bisa mengambil pelajaran dari musibah orang lain sementara 




manusia 




pandir adalah orang yang baru bisa mengambil pelajaran 



setelah dirinya terkena musibah.



Imam Ibnu Qayyim berkata: Pada saat angin bertiup kencang dan masuk ke dalam rongga bumi 


maka akan menimbulkan gas panas lalu melahirkan 



tekanan angin namun karena angin tersebut tidak terhambat maka terkadang Allah 




mengizinkan 




bernafas maka terjadilah gempa besar. Maka demikian 



itu agar tumbuh pada hamba Allah rasa takut, inabah, melepaskan dirinya dari maksiat, berserah 




diri kepada-Nya dan menyesali segala dosa-dosanya, 



oleh karena itu sebagian ulama salaf berkata: Pada saat terjadi gempa bumi berarti Rabbmu telah 




menegur kalian. Ketika terjadi gempa bumi maka 



Umar bin Khaththab berkhutbah dan menasehati kaum muslimin dengan berkata: Jika terjadi 




gempa bumi lagi maka aku tidak mau tinggal bersama 



kalian di tempat ini (Madinah).1



Tidaklah musibah menimpa suatu negeri melainkan sebagai bentuk peringatan terhadap kedzaliman 




yang mereka lakukan sebagaimana firman Allah:





ﭽ ﮍ ﮎ ﮏ ﮐ ﮑ ﮒ ﮓ ﮔ ﮖ ﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﭼ



Dan Begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat 


zalim. 




Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. 



(Huud: 102).



Sikap dzalim dan melampaui batas tersebut tumbuh akibat bangga dengan kekayaan, sombong 




dengan 




status dunia dan melupakan bimbingan agama serta petuah 



para ulama sebagaimana firman Allah:



ﭽ ﯸ ﯹ ﯺ ﯻ ﯼ ﯽ ﯾ ﯿ ﰀ ﰁ ﰂ ﰃ ﰄ ﰅ ﰆ ﰇ ﰈ ﰉ ﰊ ﰋ ﰌ ﭑ ﭒ ﭓ ﭔ ﭕ ﭗ ﭘ ﭙ ﭚ ﭛ ﭼ



Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun 




membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga 





apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka 




dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam 



berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. segala puji 




bagi Allah, Tuhan semesta alam. (al-An’am: 44-45).



Musibah bisa menimpa siapa saja karena kesyirikan, kekufuran, kebid’ahan, kefasikan dan 




kemaksiatan 




yang ditebarkan di muka bumi sehingga Allah 





memberikan peringatan, dengan firman-Nya:





ﭽ ﭤ ﭥ ﭦ ﭧ ﭨ ﭩ ﭪ ﭫ ﭬ ﭭ ﭮ ﭯ ﭰ ﭱ ﭲ ﭳ ﭴ ﭵ ﭶ ﭷ ﭸ ﭹ ﭺ ﭼ ﭽ ﭾ ﭿ ﮀ ﮁ ﮂ ﮃ ﮄ ﮅ ﮆ ﮇ ﮈ ﮉ ﮊ ﮋ ﮌ ﮍ ﮎ ﮏ ﮐ ﮒ ﮓ  




ﮔ ﮕ ﮖ ﮗ ﮘ ﭼ





Maka Apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada 




mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau 





Apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di 




waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang 



bermain? Maka Apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada 




yang 




merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang 





merugi. Dan Apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah 




(lenyap) 




penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami 





azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat 




mendengar (pelajaran lagi)? (al’Araaf: 97-100)




Dan Allah berfirman:



ﭽ ﯯ ﯰ ﯱ ﯲ ﯳ ﯴ ﯵ ﯶ ﯷ ﯸ ﯹ ﯺ ﯻ ﯼ ﯽ ﭼ





Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang 




yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi 



mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya 




Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri 


itu sehancur-hancurnya. (al-Isra’:16).





Nabi Muhammad juga mengkhabarkan dalam sabdanya:



Akan terjadi lima bencana yang akan menimpa kalian dan Aku berlindung kepada Allah semoga 




kalian tidak mendapatinya; tidaklah kekejian (zina) menyebar di 



suatu negeri melainkan Allah akan menimpakan penyakit wabah dan thaun yang belum pernah 




terjadi 




pada umat sebelumnya; tidaklah mereka menghalangi 





zakat malnya melainkan Allah akan menahan hujan turun dari langit, kalau bukan karena hewan 




ternak maka tidak akan diturunkan hujan kepada mereka; 





tidaklah mereka gemar mengurangi takaran dan timbangan melainkan mereka akan ditimpa 




musibah 




paceklik, kesulitan ekonomi dan jahatnya para penguasa; 





tidaklah mereka melanggar janji Allah dan janji Rasul-Nya melainkan Allah akan menguasakan 




atas 




mereka para penjajah dan merampas sebagian dari 





kekayaan mereka dan tidak para pemimpin mereka tidak berhukum dengan Kitabullah dan tidak 




memilih hukum terbaik dari-Nya melainkan umatnya dirundung 





konflik terus menerus. (H.R Ibnu Majah).




Bahkan beliau juga menegaskan:



Jika umatku menghalalkan lima perkara maka tunggulah kehancuran merata, bila mereka saling 






kutuk mengutuk, meminum khamer, memakai sutra, lelaki cukup 



dengan lelaki dan perempuan cukup dengan perempuan. (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah).


Maka tidak ada solusi dan jalan keluar yang paling tempat kecuali menegakkan syareat, 




menghidupkan 




sunnah Nabi dan bertaubat kepada Allah sebagaimana 





firman Allah:



ﭽ ﯫ ﯬ ﯭ ﯮ ﯯ ﯰ ﯲ ﯳ ﯴ ﯵ ﯶ ﯷ ﯸ ﭼ





Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. dan 




tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka 





meminta ampun. (al-Anfaal: 33)



Di antara mufassirin mengartikan yastagfiruuna dengan bertaubat dan ada pula yang mengartikan 




bahwa di antara orang-orang kafir itu ada orang Muslim yang 



minta ampun kepada Allah.




Oleh karena itu, semua umat harus ikut serta memberantas kedzaliman, kemunkaran dan 




kemaksiatan 




kalau tidak maka Allah akan menghancurkan orang-orang 



shalih bersama dengan orang-orang yang jahat dan dzalim sebagaimana firman Allah: 




Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa 



orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-




Nya. 




(al-Anfaal: 25)




Rasulullah bersabda:





(


كلا والله، لتأمرن بالمعروف ولتنهون عن المنكر ولتأخذن على يد الظالم ولتأطرنه على الحق أطرا ولتقصرنه على الحق قصرا أو 






ليضربن الله بقلوب بعضكم عل






ى 

بعض وليلعنكم كما لعنهم)





Sekali-kali jangan! Demi Allah , sungguh hendaklah kalian menyuruh kepada yang ma’ruf mencegah 




dari yang munkar dan sungguh hendaklah kalian menahan 



tangan orang dzalim mengembalikannya kepada yang haq dan menahannya pula kepada yang haq 




atau (kalau tidak) maka Allah akan menutup hati kalian dan 



melaknat kalian sebagaimana Dia telah melaknat mereka.”




Di dalam shahih Muslim ada riwayat dari Zaenab binti Jahsy, dia bertanya kepada Rasulullah 




SAW:



(يا رسول الله، أنهلك وفينا الصالحون ؟ قال : نعم إذا كثر الخبث)





Wahai Rasulullah, apakah kami akan celaka (disiksa) sedangkan dikalangan kami terdapat 




orang-




orang shalih? Beliau menjawab:”Ya, apabila kemaksiatan 



banyak dilakukan orang.”




Dalam shahih at Tirmidzi ada hadits:




((إن الناس إذا رأوا الظالم فلم يأخذوا على يديه أوشك أن يعمهم الله بعذاب من عنده ))




Sesungguhnya orang-orang, apabila mereka melihat ada orang yang berbuat dzalim tapi mereka 




tidak 






menahan tangannya, maka Allah akan menimpakan siksa-





Nya kepada mereka.’



Dalam Shahih Al Bukhari dan At Tirmidzi terhadap hadits riwayat An Nu’man bin Basir dari Nabi 




SAW, beliau bersabda:



مثل القائم على حدود الله والواقع فيها كمثل قوم استووا على سفينه فأصاب بعضهم أعلاها وبعضهم 






أسفلها فكان لاذين في أسفلها إذا استقوا من الماء مروا على 





من فوقها، فقالوا






لو أنا خرقنا في نصيبنا خرقا، ولم نؤذ من فوقنا، فإن يتركوهم وما أرادوا هلكوا جميعا 






وإن أخذوا على أيديهم نجوا جميعا )


Perumpamaan orang yang teguh dalam menjalankan hukum-hukum Allah dan orang-orang yang 




terjerumus di dalamnya adalah bagaikan sekelompok orang 





yang membagi tempat di dalam perahu ada yang mendapat tempat di atas dan yang memperoleh






 tempat di bawah. Sedang yaang dibagian bawah bila mereka 



membutuhkan air minum maka harus naik ke atas, maka mereka yang di bawah berkata: Lebib 




baik 




kami melobangi tempat di bagian kami ini, supaya tidak 



mengganggu kawan-kawan di atas. Maka jika mereka yang di atas membiarkan kawan-kawan 




mereka 




yang dibawah, pasti binasalah semua orang yang ada di 





dalam perahu itu, tetapi apabila mereka mencegahnya maka semuanya akan selamat.”






Demikian sekilas penjelasan tentang pentingnya amar ma’ruf nahi munkar karena demikian itu 




mampu 




menangkal bencana. Dan semoga kita semua diselamatkan 





dari marabahaya dan musibah di dunia dan akherat.


1 . Lihat Miftah Darus Saadah, 1/ 265.

Penulis : Ustadz Zaenal Abidin

Posting Komentar